Badan
yang pegel banget setelah perjalanan dari Jember-Sby yang hampir 5jam
perjalanan, bikin kram kaki dan tentunya bokong. Sampai di Bandara pun harus lari-larian
ngejar pesawat, demi liburan ke sebuah pulau di utara Pulau Jawa. Tempat
dimana pangeran Antasari dilahirkan dan berjuang hingga titik darah
penghabisannya, tsah panjang amat. Iya saya mau ke Borneo! Yaay. Ini perjalanan
saya yang ketiga kalinya di pulau itu.
Tepat
pukul 07.15WIB pesawat yang saya tumpangi lepas landas dari Bandara Juanda.
Perjalanan yang kurang lebih memakan waktu 1 setengah jam ini saya gunakan
untuk tidur pulas. HAHA. Iya sih saya ini emang paling suka tidur di pesawat,
dibandingkan perjalanan darat. Habisnya pemandangan yang diliat Cuma Laut sama
Awan, so bored.
Satu
jam kemudian saya terbangun, disuguhi pemandangan yang luar biasa.. deretan
bukit berbaris teratur dengan lebatnya hutan Kalimantan, sungai panjang yang
meliuk-liuk bagaikan ular berwarna coklat jernih terpampang indah di mata saya.
Banyak juga lahan hutan yang sudah dibuka untuk pertambangan. Sayang sekali
yah, semoga saja penambang tidak mengganggu ekosistem yang ada di hutan yang –katanya-
dilindungi pemerintah tersebut.
Landing
di Bandara Sepinggan, Balikpapan. ini sedikit bikin ngeri, gimana enggak.
Posisi pendaratan tepat hampir ditengah-tengah laut, jadi kalau pesawat mau
landing, dia harus muter-muter laut dulu dengan ketinggian yang gak
tinggi-tinggi banget. Udah berasa mau nyemplung gitu, gimana gak serem. Tapi
Alhamdulilah pendaratan sukses, dan sayapun menginjakan kaki di tanah Borneo,
tepat pukul 09.00 WITA
Hawa
segar dan bau laut langsung tercium begitu saya turun dari pesawat, panasnya
tidak semenyengat di kota Jember. Tapi sejuk banget.
Keluar
bandara saya langsung menuju ke pelabuhan Kariangau melanjutkan perjalanan ke
Panajam. Dengan mengendarai ‘angkot’, angkot disini bukan seperti di Jawa yang
bisa diisi beberapa penumpang, kata ‘angkot’ disini berdefinisi seperti taxi.
Bentuk kendaraanya? Ya tetep Taxi. Hahahaa Cuma beda nama doank.
Masuk
ke Pelabuhan Karingau, saya langsung menyewa speed boat menuju Panajam. Khas
dari Kalimantan adalah, pelabuhannya di kelilingi dengan deretan rumah-rumah
panggung yang terbuat dari kayu Ulin di atas laut, keren!
Karena
laper setelah perjalanan jauh dan di pesawatpun gak dikasih makan L saya memtuskan untuk breakfast
di salah satu resto yang semua dindingnya dari kayu Ulin, keren sekali.
Langsung saja saya menyomot ikan bakar lalapan. Ahh khas laut sekali. Di samping
dengan semacam sup jika di Jawa, bedanya disini menggunakan ubi sebagai
pengganti kentang. Sup ini diartikan sebagai makanan selamat datang, jika ada
tamu jauh berkunjung.
sup khas Kalimantan
Sup ini terasa sedikit pahit di lidah
saya. Tapi segar sekali sebagai makanan pembuka trip di Borneo kali ini. Segar.
Setalah
kenyang menyantap makanan pagi saya, perjalanan dilanjutkan menuju pelabuhan
Panajam dengan menaiki speedboat. Sekitar hampir 15menitan membelah sungai
terpanjang di Kalimantan, sungai Kapuas. Saya bergegas menuju Kab. Paser,
Kecamatan Longkali, Desa mendik. Petualangan di mulai dari sini.
Wah pernah ke Kalimantan bek? Harus nyobain ikan bakar di warung pelabuhan penajam. Soal angkot, anehnya angkot di sana tempat duduknya ga nyamping, tapi ngadep ke depan kayak mobil cherry biasa haha. Trus soal speedboat yg di penajam, wuih, satu speedboat yg naik 11 orang. Gimana gak takut kebalik tuh?
BalasHapus