Jumat, 30 November 2012

Semangkok Kehangatan dari Solo

Soto. Merupakan salah satu makanan favorit saya yang tidak akan saya lewatkan begitu saja. Beberapa waktu lalu saya berkunjung di kota Solo Surakarta, bangun terlalu dini pukul 5 pagi dan dengan perut kelaparan. Salah satu teman yang berada di Solo menawarkan untuk berkunjung di Soto legendaris di kota tersebut, Soto Triwindu. Mendengar kata legendaris saja perut saya pun semakin lapar. Dengan cepat saya mengiyakan.
            Hanya sekitar 10 menit dari Hostel yang berada tepat di belakang Solo Square, kami memasuki kawasan Pasar triwindu, Pasar barang antic yang sangat termashyur tersebut. Awalnya menurut informasi memang soto tersebut berada di sekitar Pasar triwindu, ternyata pindah sedikit agak lebih jauh.








Mobil pun masuk tikungan kecil, kemudian terlihat langsung plang besar bertuliskan “Soto Triwindu” dari seberang jalan. Di kanan kiri-nya berjejer rapi mobil dan motor. Bangunannya tidak begitu besar jika terlihat dari depan, namun jika terus masuk ke dalam maka kita dapat melihat puluhan kursi kayu yang berjejar dari samping hingga kebelakang. Meja yang di desain memanjang, di dalamnya terdapat bermacam-macam tambahan lauk untuk soto, seperti ote-ote udang, tempe bacem dll. Diatas meja juga berjajar macam-macam kerupuk hingga rempeyek. Ah sungguh sangat menggoda selera saat itu. Bergegas saya memesan Soto tentunya dan Es Beras Kencur.






Tanpa menunggu lama pesanan pun datang. Soto yang berkuah bening itu tentu saja berbeda dengan Soto favorit saya yang berkuah Kuning. Tapi jangan di Tanya soal rasa, gurih dan sangat segar, bermacam-macam bumbu jawa  berkolaborasi sempurna memenuhi mulut dengan rasa yang sangat pas saat itu. Taoge besar dan Irisan daging sapi yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal sangat empuk jika di kunyah dan meresap dengan kuahnya. Ramuan yang sangat tepat dalam soal rasa.









Es beras kencurnya apalagi, waah ini beras kencur ter enak dari yang pernah saya minum di manapun. Memakai gula jawa, sehingga manisnya sangat dominan. Tapi tidak kehilangan rasa beras kencur aslinya.
Semangkok Soto Triwindu dengan harga 8000 dan beras kencur 3000 perak. Sangat terjangkau sekali buka. Kita sudah bisa sarapan makanan yang enak dan tentu saja mengenyangkan. Ditambah dengan menikmati Solo dan berbaur dengan masyrakatnya sepagi itu.
Nah, jika kalian berkunjung ke Solo. Jangan lewatkan sarapan di Soto Triwindu ini yah. Apalagi Soto ini termasuk yang legendaris dari kota Solo. Jadi selain makan kita bisa berkenalan langsung dengan budaya dan kuliner aslinya. Akhir kata klise saja, Selamat Makan!







Jumat, 22 Juni 2012

Nusa Barong, surga kecil Samudera Hindia #1


Awalnya sama sekali gak kepikiran buat ikutan trip lagi setelah kemarin sempat menghabiskan liburan lama di Jakarta. Apalagi 3 minggu ini adalah waktu-waktu terberat saya menghadapi UAS, sama sekali gak kepikiran. Tapi semua berubah ketika saya sedang membuka twitter dan muncul @NusaBarong di Timeline. Loh ini kan Pulau yang pengen banget saya kunjungin tahun kemarin. Pulau tak berpenghuni diselatan Pulau Jawa, yang berbatasan langsung dengan Austarlia. Salah satu Pulau yang merupakan batas terluar Pulau di Indonesia.
                Dapet itinerary berangkat ke Nusa Barong 17 Juni pukul 6 pagi. Oke gak masalah. Karena awalnya saya memang besoknya gak ada ujian dan bebas acara malam harinya. Saya pun mengiyakan. Setelah H-3 keberangkatan semua berubah, dimulai dari rapat dadakan yang dimulai jam 7 malam, padahal di itinerary kami baru masuk Kota lagi jam 7malam. Disusul kemudian broadcast message yang ternyata Ujian dilaksanakan hari Senin esok harinya, dan ditambah acara Stand Up Comedy The Road Show malam sebelum keberangkatan *sigh*. Saat itu juga saya ingin membatalkan keikutsertaan ke Nusa Barong. Dipikir-pikir lagi, saya yang ngebet banget pengen kesana harusnya dengan halangan macam apapun semua bisa di manage donk. Okesip saya bertekad bulat berangkat.
                Tanggal 17 Juni pagi saya bangun pukul 5 pagi untuk packing dengan kepala yang terasa berat, pusing. Kurang tidur mungkin, karena baru sampai rumah setelah acara Stand Up Comedy sekitar pukul 23.00, dan baru bisa memejamkan mata sekitar jam 2 pagi. Alhasil total hanya 3 jam saya tidur. Mata panda banget, mata semut malah sepertinya.
                Berkumpul dengan peserta lainnya, dan melakukan meeting point. Tepat pukul 07.30 kami berangkat menuju Pantai Puger bersama 10 orang lainnya. Sisanya yang berlima mengendarai motor. Perjalanan menempuh waktu sekitar 1jam perjalanan, cuaca sampai saat itu masih sangat cerah.
  (bersama peserta lainnya)

Sampai di Pantai Puger stelah briefing dan mempersiapkan segala macam, kami siap berlayar. Sebelum berlayar salah satu teman memberi kabar yang sedikit bikin ketar-kerit “kemarin ada kapal karam di Plawangan” Nyali semakin menciut, ditambah lagi “hari ini ombak lagi gede banget, kemungkinan terburuk yang terjadi kita nginep disana”. Saya shock, pucet parah. Tapi masih berusaha enjoy dan percaya bahwa semuanya pasti baik-baik saja. Sebenernya gak maslah sih kalau harus nginep disana, ngebayangin survival bermalam di pulau tak berpenghuni itu pasti bakalan wouw banget.
                Pukul 09.00 kami berangkat berlayar mengarungi samudera hindia, ombaknya masih sekitar 1-2meter belum begitu besar, saya pilih minum Tolak Angin dan bercanda ketawa-ketiwi haha-hihi-hehe bareng peserta lainnya. Setelah perjalanan menempuh 1 setengah jam, kami mulai melihat daratan, tebing yang tinggi dan hutan yang lebat. Subhanallah indah banget.. saya seperti berada diluar indonesia
(Teluk Jeruk)



#1 next.... to #2